Penjelasan Lengkap Tentang Invertebrata Part 2

[vc_row type=”in_container” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none”][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/1″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none” offset=”vc_hidden-lg vc_hidden-md vc_hidden-sm vc_hidden-xs”][vc_column_text]

Belajar Online Invertebrata Bersama Bimbel Educate

Belajar Online Invertebrata Part 2 Filum Platyhelminthes (biasa disebut cacing pipih). Sebelumnya di part 1 kalian bisa membaca artikelnya disini.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row type=”in_container” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none”][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/1″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][vc_column_text]

Penjelasan Lengkap Invertebrata 

Penjelasan Lengkap Invertebrata selanjutnya adalah

Filum Platyhelminthes (biasa disebut cacing pipih)

Ciri-Ciri

  1. Triploblastik aselomata.
  2. Tubuh pipih, nonmetameri dan simetri bilateral.
  3. Pencernaan dengan gastrovaskuler.
  4. Bernapas dengan seluruh permukaan tubuh
  5. Tidak memiliki sistem peredaran darah.
  6. Mempunyai ganglion sebagai sistem syaraf.
  7. Memiliki sel api sebagai alat ekskresi.
  8. Pada umumnya bersifat hemafrodit, yang artinya terdapat dua jenis alat kelamin yaitu jantan dan betina dalam satu individu namun jarang terjadi pembuahan sendiri.

Klasifikasi

Turbellaria
Cacing bulu getar, misalnya Planaria, memiliki fotoreseptor berupa bintik mata.

Trematoda
Cacing isap, memiliki mulut isap yang dilengkapi kait untuk meletakan diri pada inangnya. Contohnya cacing hati manusia (Clonorchis sinensis); cacing darah (Schistosoma japanica); dan cacing hati hewan ternak (Fasciola hepatica).

Penjelasan Lengkap Invertebrata
Gambar daur hidup Fasciola hepatica

Cestoda
Cacing pita, meliputi cacing pipih tidak bersilia, permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Tubuh terdiri atas skoleks (kepala), leher, dan proglotid (rangkaian segmen tubuh). Contohnya cacing pita babi (Taenia solium); cacing pita sapi (Taenia saginata); parasit pada usus manusia inang sementara adalah sapi dan cacing pita anjing (Diplydium caninum).

Penjelasan Lengkap Invertebrata
Gambar daur hidup cacing pita

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row type=”full_width_background” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none” shape_type=””][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/6″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][/vc_column][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”2/3″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][carousel script=”owl_carousel” desktop_cols=”1″ desktop_small_cols=”1″ tablet_cols=”1″ mobile_cols=”1″ column_padding=”0″ loop=”true” autorotate=”true” autorotation_speed=”7500″][item id=”1602207407972-8″ tab_id=”1602207407973-4″ title=”Item”][image_with_animation image_url=”10076″ alignment=”” animation=”Fade In” img_link_target=”_blank” hover_animation=”none” border_radius=”none” box_shadow=”none” image_loading=”default” max_width=”100%” max_width_mobile=”default” img_link=”https://eduline-privat.com/”][/item][item id=”1602207408049-7″ tab_id=”1602207408050-9″ title=”Item”][image_with_animation image_url=”10075″ alignment=”” animation=”Fade In” img_link_target=”_blank” hover_animation=”none” border_radius=”none” box_shadow=”none” image_loading=”default” max_width=”100%” max_width_mobile=”default” img_link=”https://eduline-privat.com/bimbel-camp-kedokteran/”][/item][item id=”1602207408102-0″ tab_id=”1602207408103-5″ title=”Item”][image_with_animation image_url=”10074″ alignment=”” animation=”Fade In” img_link_target=”_blank” hover_animation=”none” border_radius=”none” box_shadow=”none” image_loading=”default” max_width=”100%” max_width_mobile=”default” img_link=”https://eduline-privat.com/camp-sbmptn/”][/item][/carousel][/vc_column][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/6″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][/vc_column][/vc_row][vc_row type=”in_container” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none”][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/1″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][vc_column_text]

Filum Nematoda

Ciri-Ciri

  1. Ciri-ciri utama Nematoda adalah bentuk tubuhnya yang gilik (bulat memanjang), tidak bersegmen dan triploblastik pseudoselomata. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral, sehingga merupakan kelompok Bilateria.
  2. Pada perkembangan embrionya, mulut pada embrio cacing gilik terbentuk terlebih dahulu daripada anus, sehingga hewan ini termasuk dalam kelompok Protostomia. Nematoda juga merupakan kelompok hewan yang melepaskan lapisan kulit eksternal keras seiring dengan pertumbuhan mereka, lapisan ini disebut kutikula (cuticle). Kelompok yang menggugurkan kutikula ini disebut dengan Ecdysozoa.
  3. Saraf Nematoda berada di sepanjang tubuhnya pada permukaan dorsal, ventral, dan lateral. Tali saraf ini berada di bawah kutikula dan di antara selsel otot.
  4. Sistem pencernaan Nematoda sudah berkembang dengan baik dan mereka memiliki sumber makanan yang berbeda-beda. Pada spesies karnivora, cacing ini dapat memiliki alat pencabik yang bernama stylet. Stylet ini digunakan untuk menusuk mangsanya. Pada spesies yang lain, stylet dapat berongga dan digunakan untuk menghisap cairan dari tanaman dan hewan. Makanan kemudian masuk ke dalam mulut akibat daya hisap yang dihasilkan oleh kontraksi otot faring, lalu masuk menuju usus. Hewan ini tidak memiliki lambung, sehingga makanan langsung menuju usus untuk dihancurkan dan diserap nutrisinya. Sisa pencernaan kemudian dibuang melalui anus.
  5. Sebagian besar spesies pada filum Nematoda memiliki kelamin terpisah sehingga dapat dibedakan antara individu jantan dan individu betina (disebut gonokoris). Individu jantan dan betina memiliki bentuk yang berbeda, biasanya cacing gilik jantan berukuran lebih kecil dari yang betina. Kemudian ekor dari individu jantan berbentuk seperti kait, sedangkan yang betina lurus.
  6. Anggotanya antara lain cacing perut (Ascaris lumbricoides); cacing kremi (Enterbius vermicularis); cacing tambang (Ancylostoma duodenale); flaria (Wuchereria bancrofti); penyebab penyakit elefantiasis (kaki gajah).
Penjelasan Lengkap Invertebrata
Gambar contoh anggota Nematoda

Filum Annelida

Ciri-Ciri

  1. Triploblastik selomata, simetri bilateral, metameri dan memiliki kerangka hidrostatik. Permukaan tubuh dilapisi kutikula.
  2. Cacing pipih tidak memiliki organ pernafasan dan sirkulasi. Pertukaran oksigen dan karbondioksida hanya dapat terjadi melalui difusi sederhana.
  3. Sistem saraf cacing pipih terdiri atas ganglion dengan tali saraf tepi (ventral) yang melintang dari ujung ke ujung tubuh. Kedua tali saraf itu terhubung dengan bentuk seperti tangga tali, oleh karena itu sistem saraf ini disebut sistem saraf tangga tali. Platyhelminthes memiliki bintik mata pada bagian kepala mereka. Bintik mata ini memiliki sel-sel yang peka cahaya dan terhubung pada sistem saraf. Bintik mata ini membuat cacing dapat membedakan antara gelap dan terang karena terang dapat berarti ancaman terhadap dehidrasi, sehingga mereka cenderung menghindari cahaya terang.
  4. Sistem pencernaan tidak sempurna (tidak memiliki anus)
  5. Platyhelminthes memiliki sistem ekskresi yang terdiri dari jaring-jaring saluran (tubulus) halus yang disebut protonefridia (en: protonephridia). Pada protonefridia terdapat struktur gelembung berflagel yang disebut sel api (en: flame cell) yang menyebar di sekujur tubuh
  6. Cacing pipih sebagian besar memiliki struktur seksual jantan dan betina dalam satu tubuh (hermafrodit). Reproduksi ada yang menggunakan peleburan sel gamet (Seksual), sebagian lagi menggunakan fragmentasi (Aseksual)

Klasifikasi

  1. Kelas Polychaeta.
    Memiliki banyak seta. Pada setiap segmen dilengkapi sepasang parapodia sebagai alat gerak. Contohnya, cacing palola, cacing wawo, dan cacing kipas.
  2. Kelas Oligochaeta.
    Memiliki sedikit seta dan tidak dilengkapi parapodia. Contohnya, cacing tanah (Lumbricus terestris)
  3. Kelas Hirudinea.
    Tubuh tidak memiliki parapodia, seta hanya di bagian posterior, dan memiliki alat isap. Contohnya, lintah dan pacet.

Baca Juga : Penjelasan Lengkap Tentang Invertebrata Part 1

Penjelasan Lengkap Invertebrata
Gambar parapodia pada cacing polychaeta

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]