Klasifikasi Organisme dan Keanekragaman Hayati Indonesia

[vc_row type=”in_container” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none”][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/1″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none” offset=”vc_hidden-lg vc_hidden-md vc_hidden-sm vc_hidden-xs”][vc_column_text]

Belajar Online Klasifikasi Organisme Bersama Bimbel Educate

Belajar Online Klasifikasi Organisme di bidang Studi biologi tentang pengklasifikasian organisme secara khusus dipelajari pada cabang ilmu taksonomi.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row type=”in_container” full_screen_row_position=”middle” column_margin=”default” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left” overlay_strength=”0.3″ shape_divider_position=”bottom” bg_image_animation=”none”][vc_column column_padding=”no-extra-padding” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″ background_hover_color_opacity=”1″ column_link_target=”_self” column_shadow=”none” column_border_radius=”none” width=”1/1″ tablet_width_inherit=”default” tablet_text_alignment=”default” phone_text_alignment=”default” overlay_strength=”0.3″ column_border_width=”none” column_border_style=”solid” bg_image_animation=”none”][vc_column_text]

KLASIFIKASI ORGANISME

Klasifikasi organisme di bidang Studi biologi tentang pengklasifikasian organisme secara khusus dipelajari pada cabang ilmu taksonomi. Pengklasifikasian organisme telah dimulai sejak era Aristoteles pada abad ke-4 SM. Namun, pengklasifikasian organisme secara modern mulai dikenal setelah Carolus Linnaeus menemukan sistem klasifikasi yang baku sehingga beliaukemudian dikenal sebagai Bapak Taksonomi. Salah satu tujuan pengklasifikasian adalah untuk menyederhanakan objek studi tentang organisme yang beragam sehingga mudah dipelajari dan diidentifikasi. Proses pengklasifikasian dilakukan berdasarkan pada beberapa persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki organisme. Adapun tahap-tahap pengklasifikasian tersebut adalah identifikasi, pengelompokan, dan pemberian nama kelompok. Identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gambar, spesimen awetan, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi (disebut juga kunci dikotom karena menggunakan ciri-ciri taksonomi yang berlawanan) merupakan cara yang paling sering digunakan ilmuwan dalam menentukan berbagai tingkatan takson. Setiap pemberian nama organisme secara ilmiah selalu mengacu pada aturan binomial nomenklatur, yaitu sebagai berikut.

  1. Nama harus memuat nama umum (menunjukkan genus) dan nama spesifik (menunjukkan spesies).
  2. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan.
  3. Huruf awal nama pertama ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf lainnya dengan huruf kecil.
  4. Nama genus dan spesies ditulis dengan huruf miring atau diberi garis bawah.
  5. Jika nama terdiri atas tiga kata, maka kata kedua dan ketiga dituls menjadi satu kata atau diberi tanda hubung (-).

Indonesia terletak di daerah tropis. Indonesia termasuk dalam kawasan megabiodiversitas karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keunikan keanekaragaman hayati di Indonesia adalah sebagai berikut.

  1. Termasuk daerah fitogeografi Malesiana (meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua New Guini, dan Kepulauan Solomon), tetapi komposisi spesies di wilayah barat berbeda dengan wilayah timur. Flora Indonesia bagian barat sama dengan Indo-Malaysia, yaitu didominasi oleh Dipterocarpaceae (kamper, keruing, dan meranti). Flora Indonesia bagian timur mirip dengan Australia bagian utara, didominasi oleh eukaliptus.
  2. Memiliki fauna bertipe Asia, Australia, dan peralihan antara Asia dan Australia. Hal tersebut terjadi karena Indonesia memiliki dua wilayah biogeografi (zoogeografi), yaitu Orientasi (Asia) dan Australia.
    1. Wilayah orientasi meliputi Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Fauna khasnya mamalia berplasenta dan berukuran besar (harimau, gajah, dan orangutan).
    2. Wilayah Australia meliputi Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, Fauna khasnya, mamalia berkantong (kanguru) dan beragam jenis burung (cendrawasih, kakatua, dan nuri).
    3. Garis maya membatasi wilayah orientalis dan Australis disebut garis Wallace (sesuai dengan nama penemunya, yaitu Alfred Russel Wallace). Garis Wallace membentang dari Selat Lombok ke utara melewati Selat Makassar. Daerah peralihan antara wilayah Australia dan Orientalis disebut wilayah Wallacea. Garis batas wilayah Wallacea adalah garis Wallace dan garis Weber.

Klasifikasi Organisme

Garis weber ditemukan Max Weber, terletak di sebelah timur Sulawesi yang membentang hingga ke Kepulauan Aru. Faunanya merupakan peralihan antara fauna Asia dan fauna Australia, misalnya komodo, anoa, babirusa, dan burung maleo.

  1. Memiliki banyak flora dan fauna endemik (yang memiliki daerah persebaran terbatas).
    1. Fauna endemik: komodo (P. Komodo), badak bercula 1 (Ujung Kulon), serta musang Sulawesi, tarsius, babi rusa, beruang madu, dan burung maleo (P. Sulawesi).
    2. Flora endemik: bunga bangkai raksasa (Rafflesia Arnoldi) (Bengkulu dan Jambi) serta matoa dan ratu sulur permata hijau (Papua).
  2. sdfs Indonesia memiliki flora dan fauna langka yang terdaftar di badan konservasi dunia International Union for Conservation of Nature Resources (IUCN). Contoh hewan langka adalah badak sumatra, elang jawa, penyu hijau, cenderawasih, dan ular sanca hijau, sedangkan contoh tumbuhan langka adalah matoa, gandaria, keluwek, dan sawo kecik.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]